4 desember 2018

Nama ku Yuriko, saat ini aku sudah menikah dengan suamiku selama 6,5 tahun baru kali ini Kehamilanku bertahan dan kandunganku sehat. Alhamdullilah ya Allah.

Kehamilanku sekarang baru saja berusia 6 minggu. Janin yang awalnya masih berupa gumpalan darah, akhirnya kemarin sudah berdenyut jantungnya.

Saat pertama kali aku di kabarkan oleh Alpha Fertility Centre for Women di Kota Damansara, Malaysia bahwa aku hamil, aku nangis, aku bahagia sekali, bersyukur kepada Allah SWT/Tuhan YME.

Perjalananku berbeda dengan banyaknya wanita yang bisa hamil dengan normal. Aku tidak iri dan juga sedih dengan kondisi ku yang berbeda dengan perempuan- perempuan lainnya, aku dan suamiku tidak pernah menyerah. Seperti ada suara dari dalam hatiku kalau aku bisa punya anak dari rahimku sendiri.

Ini pengalaman yang aku alami dan aku ingin berbagi cerita kepada semua perempuan yang sedang berjuang mendapatkan buah hatinya.

Dan Aku harap aku bisa menginspirasi perempuan-perempuan yang masih terus berusaha. Jangan pernah putus asa ya :) .


Yuriko: ''GOD, GAVE YOU THIS LIFE BECAUSE HE KNOWS THAT YOU'RE STRONG SO YOU SHOULD NEVER GIVE UP, NO MATTER HOW HARD THE SITUATION IS ALWAYS BELIEVE THAT SOMETHING BEAUTIFUL IS GOING TO HAPPEN''

''SELALU ADA HARAPAN BAGI MEREKA YANG BERDOA DAN SELALU ADA JALAN BAGI MEREKA YANG BERUSAHA''

Yang terpenting adalah berserah diri kepada Allah SWT/Tuhan YME
Usaha
Sabar
Jaga kesehatan
Ikhlas dan
Jangan malu untuk bertanya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang In Vitro Fertilization (IVF)


Yuriko: Saat ini aku berumur 29 tahun, lahir di tanggal 10 Agustus 1989 di Jakarta. Menurut pengakuan orang tua ku, sewaktu aku lahir badanku sangat kecil dibanding ukuran bayi normal, aku lahir secara prematur, aku memiliki kelainan pada saat lahir, ususku berada di luar perutku! dan aku di diagnosis kemungkinan hidup hanyalah 20%, Tetapi Allah SWT/Tuhan YME memberi aku kesempatan, 10 anak yang lahir dengan kondisi sepertiku hanya 1 yang selamat dan itu aku. Dokter bergegas melakukan operasi pada saat itu juga. Ibu ku sangat sedih saat itu karena Aku harus berada di Rumah sakit 1 bulan lamanya dan tidak bisa mendapatkan Asi dari ibu ku. Cerita inilah yang aku bawa sampai aku dewasa sampai dengan perjalanan IVF aku ini



Yuriko: Sewaktu aku remaja selayaknya anak gadis aku main dan aku bergaul dengan anak-anak seumuran ku . Ibuku bilang kamu sudah dewasa dengan pertama haid ku. Aku lalui hidup ku dengan santai tanpa merisaukan apa-apa .tidak Ada rasa sakit Yang aku rasakan.  Sampai aku harus pergi ke Jepang bersama ayah dan keluargaku tinggal di kota Hamamatsu dan selayaknya ayah ku orang Jepang, anak-anak seumuruanku bersekolah sambil bekerja.

Aku pulang ke Jakarta setelah lama menetap di Hamamatsu dan ayah ku mengizinkannya karena ayah sudah menganggap aku dewasa. Di umurku yang baru 20 tahun senang bisa kembali ke tanah air karena aku bisa bertemu Ibu, adik, keluarga dan teman-teman lama ku. Jakarta dan Hamamatsu sangat berbeda sekali aku perlu beradaptasi lagi, tetapi tidak menjadi sulit setelah aku bertemu dengan dia, seorang lelaki yang baru aku kenal di Jakarta. Akhirnya aku mencoba mengenal dia lebih baik yang umurnya 10 tahun lebih tua dari aku. Aku tidak lagi kesepian karena selama ini aku selalu dekat dengan ayah. Disaat aku perlu sesuatu, dia selalu hadir menemaniku, lebih dewasa dan selalu membuat aku aman dan nyaman. Sepertinya ada perasaan lebih dari suka, lebih dari sayang, aku mulai menyadari sesuatu kalau aku butuh dia dalam hidupku.

Setelah menjalani hubungan pacaran selama tiga tahun lamanya, dia memulai membicarakan untuk hubungan yang lebih serius, aku pun mulai merasakan tapi tidak bisa aku katakan. Sampai pada satu waktu, kita sedang berdua, dia mengucapkan kata-kata yang bikin aku kaget. "Hubungan kita mau sampai kapan seperti ini, kita berdua menyadari sesuatu tetapi tidak berani aku sampaikan." dan dia bilang ''Mau kah kita menikah?'' Aku kaget dan aku bilang kepada dia iya! Tanpa berpikir-pikir panjang lagi kepada calon suamiku yang sudah umur 30 tahun itu. Pada tanggal 23 Juni 2012 aku pun menyatakan cinta ku dalam akad nikah sebagai sepasang suami istri dihadapan keluarga besarku. Semenjak itulah aku hidup berumah tangga dengan suamiku yang lebih baik, lebih sehat dan mempunyai masa depan yaitu ingin mempunyai momongan buah hati!





Disinilah awal cerita aku berjuang untuk buah hatiku. Apa yang terjadi ini membuat aku mulai menyadari kehidupanku selama ini. Setahun setelah pernikahan, belum juga aku di karuniai buah hati, instingku sebagai seorang istri langsung ada keraguan dengan badanku, walaupun suamiku masih menganggap ini masih awal-awal pernikahan jadi dia minta aku untuk sabar. Hanya saja pikiranku bertanya-tanya ada apa ya dengan badanku? Sampailah keraguanku ini kepada keingin tahuan aku terhadap satu klinik fertilitas di tengah kota Jakarta yang aku browsing di internet. Website nya menarik dengan banyak program-program mengenai fertilitas yang baru untuk pengetahuanku. Sepertinya ingin aku berkunjung untuk mengetahui program itu lebih jauh.

Suamiku masih meragukan program ini dan terus meyakinkan aku untuk sabar, tetapi aku memaksa dia untuk datang ke klinik ini sampai mendapat penjelasan dari dokter. Suamiku dengan kesibukan dia bekerja mungkin belum mau memahami keluhanku sudah setahun belum memiliki buah hati. Mungkin dia senang dengan pekerjaannya, tetapi aku ingin sekali memiliki anak karena aku memang senang sekali dengan anak-anak. Aku berpikir aku tidak mau menunggu lagi, kalau memang klinik ini memiliki teknologi fertilitas untuk ibu yang ingin hamil, kenapa aku tidak mencobanya? Itulah diriku yang menurut orang itu aku keras kepala. Terlepas umurku yang jauh dari suamiku kadang aku masih memiliki sifat manja dan harus dituruti. Karena keinginan tahuanku aku pun memaksa suamiku dan dia pun tidak bisa menolak. Aku pun menjalani program bayi tabung pertama ku dengan hati yang gembira pada tanggal 06-09-2013 , dengan pengetahuan dan persiapan yang sangat terbatas.

Walhasil apa yang terjadi? Setelah melalui prosedur selama satu bulan sesuai program bayi tabung yang mengharuskan aku disuntik setiap hari, bayi tabungku gagal! Telur yang sudah disatukan oleh sperma suamiku di dalam laboratorium tidak memberikan embrio yang kualitas bagus. Tiga hari setelah embryo itu survive di laboratorium dan di transfer ke dalam tubuhku menjadi haid sebulan kemudian!  Aku benar-benar sedih  dengan kejadian itu, ketidak sabaranku dan terburu-buru program IVF dan juga tidak mendengarkan saran orang tua hasilnya adalah kegagalan. Suamiku terus mensupport aku terus agar aku tidak perlu sedih berlebihan karena memang Allah SWT/Tuhan YME belum memberikan jalanNya untuk kita memiliki momongan. Suamiku bilang banyak hal yang perlu kita perbaiki dalam hubungan kita sebagai suami istri agar kelak nanti kalau kita memiliki anak tidak menjadi beban. Aku pun mulai menerima dan mengambil sisi positif nya saja, selayaknya suami istri aku pun mulai menata kehidupanku, tetapi sudah jalan tiga tahun belum juga aku di karuniai anak.
Seperti biasa aku menjalani kehidupanku mencoba melupakan program IVF yang berakhir gagal itu. Dimana suamiku sibuk bekerja, aku mulai meluangkan waktu bersama teman-temanku, mereka adalah pelengkap kesepianku di rumah bukan hanya itu mereka sudah menjadi bagian dari hidupku. Mereka selalu datang ke rumah ku atau kita janjian ketemu untuk duduk-duduk, Olah raga bersama, Ketawa-ketawa, Traveling bersama . Aku sangat bahagia bersama teman- teman ku dan tidak begitu memikirkan kehamilan lagi .Begitulah tiap minggu, tiap bulan tidak sadar bahwa pernikahanku sudah memasuki tahun keempat yang sudah terbiasa hidup berdua. Suamiku dan aku juga melewati masa-masa dimana adik-adik suamiku semua sudah memiliki anak dan kami pun bersyukur dan mendoakan kebahagiaan mereka. Terkadang aku meluangkan main dengan keponakan-keponakan suamiku di rumah mereka dan aku tetap menyukai anak-anak.

Sampai pada suatu waktu tepatnya tanggal 4 May 2016 ada yang janggal dengan diriku, aku telat mendapatkan haid! Sudah dua minggu dan aku langsung mengabarkan suamiku dan dia bilang aku segera beli testpack. Hasilnya bikin aku kaget, aku positif hamil! Aku tidak bisa berkata-kata langsung memberitahukan suamiku, kepada ayah dan ibunya, begitu gembira nya mereka ayah suamiku di saat bulan puasa memberitahukan kepada keluarga besar nya bahwa saya hamil. Pada buka puasa bersama semua keluarga mengucapkan selamat dan melakukan doa syukur bersama. Saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa, aku tidak pernah ada persiapan apa-apa, hanya larut dalam gembira yang aku rasakan di dalam keluargaku.


Sebelum aku tahu bahwa aku positif hamil dengan normal aku tidak pernah datang lagi ke dokter untuk check up kesehatan ku. Berita kehamilan ini sangat aku syukuri selain membuat aku sangat gembira tetapi aku juga kebingungan bagaimana menghadapi ini karena aku belum pernah konsultasi dengan dokter atau ngobrol sama teman-temanku yang pernah melewati fase kehamilan. Aku sadari bahwa aku harus ke rumah sakit agar bisa memahami kondisi kehamilan. Aku datang ke rumah sakit Ibu dan Anak di Jakarta Selatan dan dokter mengindentifikasi bahwa embryo sudah berumur satu bulan. Aku pun mulai masa kehamilan yang tidak aku sadari bahwa ada masalah di dalam badanku. Berjalan dua bulan tiba-tiba aku dikagetkan aku mengalami pendarahan di malam hari yang baru aku sadari membuat baju suamiku merah di pagi hari. Aku sangat kaget aku kasih tau suamiku segera aku dan suamiku ke rumah sakit.

Aku benar-benar shock dan sedih di umur enam minggu aku hamil dengan normal dan penantian empat tahun dokter sampaikan bahwa aku mengalami keguguran. Aku sedih dan tidak mampu menahan air mata karena sebulan sebelumnya dokter sudah merencanakan untuk datang bulan depan untuk mendengar detak jantung buah hatiku. Hari itu aku dan suami tidak mampu berkata-kata dan tidak percaya dengan yang baru saja tejadi. Suami ku mencoba tegar untuk aku ikhlaskan yang satu ini dan mencoba lagi di lain waktu. Suamiku cukup optimis orangnya, menurut dia ini hanyalah masalah waktu, Allah SWT/Tuhan YME akan memberikan penggantinya asal kita mau berkontemplasi dengan kehidupan rumah tangga. Tetapi keguguran ini membuat aku tidak percaya diri dan bingung, sempat aku berpikir bahwa kehidupan rumah tanggaku akan berakhir disini.

Untuk waktu senggangku ,aku membentuk Yayasan yang berkaitan dengan anak-anak kurang mampu yaitu LETSHARE, ditempat ini kecintaan ku kepada anak-anak terus berada. Aku terus menyibukkan diri dengan hal positive .Mental ku agar lebih tangguh, di Yayasan inilah Aku banyak belajar “bersyukur dan humble “.Masih banyak orang- orang diluar sana yang jauh lebih susah dari pada aku. Hati ku mulai tergerak lagi untuk tetap semangat menghadapi program kembali, aku menjadikan diriku orang yang informatif. Kesukaan ku untuk browsing internet atau lewat Instagram menyebabkan aku terbuka dengan informasi bahwa aku tidak sendirian menghadapi masalah ini. Banyak di dunia ibu-ibu yang memiliki masalah keguguran yang sama dan mereka semua sharing di dalam forum-forum informatif yang menarik untuk aku pelajari.

                                           
                                              
                                    


Aku berdoa kepada Allah SWT/Tuhan YME dan berkontemplasi memikirkan ulang kembali agar aku bisa punya anak.  Aku disarankan oleh adik iparku untuk mulai lagi ketemu dokter dan konsultasi dengan klinik ditempat dia di Prapanca, Jakarta selatan. Setelah konsultasi beberapa kali, dokter menyarankan aku untuk jalani program Inseminasi yang mereka miliki. Inseminasi bukan IVF tetapi program ini adalah awal dari aku mulai menyadari kelainan di dalam tubuhku. Artinya aku tidak bisa melakukan proses kehamilan normal tanpa penanganan dan asistensi intensif medis. Seperti kita ketahui hasil Inseminasi itu “gagal”, disaat aku dan suamiku sedang liburan ke Bali berharap untuk berhasil rupanya gagal. Aku dan suami sudah bisa menerima dengan ikhlas dan sampai di Jakarta aku akan memulai untuk mengawali proses ini dengan HSG di Rumah Sakit.

Setelah di Jakarta aku mulai diskusi dengan ayah dan ibuku, mereka pun membenarkan bahwa goresan memanjang di badanku yang selama hidup aku selalu lihat adalah bekas operasi sewaktu aku baru lahir. Dalam keadaan genting untuk menyelamatkan aku yang baru lahir dari kematian, maka sang Dokter melakukan bedah operasi kepada badanku. Posisi usus-ususku yang abnormal di luar badanku perlu segera masukan ke dalam badan ku! Alhamdulillah berhasil dan aku hidup sampai hari ini tetapi tanpa aku ketahui setelah 29 tahun, baru aku sadari lewat HSG bahwa dua tuba falopi yang terikat dengan rahimku memiliki kelainan bentuk dari ibu-ibu normal. Aku benar-benar shock! Tuba falopi yang kanan panjangnya 14cm sedangkan ibu-ibu normal hanya 4cm, sedangkan yang kiri Tuba falopinya infeksi selama 29 tahun. Menurut dokter dengan kondisi aku seperti ini aku setiap haid semestinya merasakan sakit, tapi aku tidak pernah merasakan apa-apa.

Aku pun bergegas untuk menghubungi rumah sakit yang memahami kekuragan dalam badan ku. Aku datangi dua Rumah Sakit ternama di ibukota untuk memulai konsultasi intensif terhadap hasil HSG ini. Ke dua rumah sakit pun mengindentifikasikan ke abnormal itu yang bisa jadi menjadi penyebab aku gagal dalam kehamilan. Kelainan pada tuba falopi bukan barang baru tetapi memang jarang pasien yang mempunyai penyakit seperti ini. Aku pun semakin yakin dan aku berbicara dengan suamiku dan keluargaku. Setelah diskusi panjang sampailah pada mengambil keputusan yang sangat sulit bahwa untuk meningkatkan tingkat kehamilanku, maka kedua tuba falopi aku harus dicabut dan rahim dibersihkan. Suamiku yang paling shock karena menurut dia tuba falopi itu jalur pertemuan antara sperma dan telur, bagaimana bisa hamil dengan normal kalau keduanya diangkat?







Sampailah pada keputusan yang genting menjelang operasi. Keluarga ku semua sudah berkumpul dan menunggu keputusan suamiku setelah melihat diagnosis MRI dokter. Setelah suamiku setuju dan administrasi di tanda tangani, pada tanggal 2 April 2018 aku sudah siap masuk ke dalam ruang operasi. Menurut sumber informasi yang aku dapati, aku berada di dalam meja operasi selama 8 jam! Di tengah-tengah operasi, dokter memanggil suamiku dan tanteku ke dalam ruang operasi. Menurut pengakuan suamiku dan tante ku yang seorang dokter melihat dengan jelas bahwa tim kedokteran sedang mengurai satu per satu kejanggalan yang terjadi. Di dalam tubuhku ditemukan adanya kista, polip, perlengketan yang sangat luar biasa, aku tidak memiliki lapisan otot disebabkan oleh operasi diwaktu kecil. Luar biasa kerja tim kedokteran, setelah melewati proses yang lama akhirnya aku siap untuk menuju program selanjutnya yaitu program kehamilan. Aku sangat berterima kasih kepada tim kedokteran.

Badanku sudah di operasi dengan goresan baru yang terlihat. Dokter menyarankan aku untuk istirahat selama tiga bulan dan aku pun memanfaatkannya dengan kembali mengatur hidupku lebih ketat lagi dan sehat. Walaupun tidak lagi olahraga berat, aku menjaga pola makanan ku dengan makanan organik, memperbanyak buah-buahan seperti alpukat, berries, jeruk, apel, kacang-kacangan/ seeds, wortel, brokoli, spinach untuk asupan nutrisi ku setiap hari. Aku menjalani diet dengan mengurangi karbo dan memperbanyak makan telor agar mendapat asupan protein. Aku menghindari asap rokok, alcohol, jajan2 dipinggir jalan yang tidak sehat , msg,kurang tidur , coffe , aku juga melakukan Akupuntur dengan sangat rajin . Setiap hari Aku juga tidak pernah lupa minum jus 3 diva ( green apple, kale , wortel, tomat, dan Aku tambahkan chia seeds) katanya bagus untuk kesuburan. Aku persiapkan diriku dengan senjata yang lebih lengkap yaitu semua informasi medis yang aku kumpulkan dalam map hitamku itu dan kesehatanku yang baik aku merasa lebih siap berhadapan dengan semua rumah sakit fertilitas. Menjadi informatif terhadap badan sendiri itu sangat penting, dahulu aku ignoran dan menyebabkan kegagalan, sekarang aku merasa bahagia karena aku benar-benar berjuang untuk buah hatiku.






Inilah cerita ikhtiar ku setelah melewati tiga bulan aku putuskan kembali ke klinik fertilitas Ibu dan Anak di Prapanca, Jakarta Selatan dimana aku gagal pada Inseminasi dahulu. Dokter disana setelah mendengar ceritaku juga shock dan menyarankan dengan kondisiku untuk melakukan program IVF di Kuala Lumpur, Malaysia. Semua persiapan dilakukan oleh klinik fertilitas tersebut dan aku berangkat ke Kuala Lumpur. Disanalah aku ditangani dengan ramah dan profesional dan mereka sudah menerima semua hasil diagnosis ku dari Jakarta. Setelah melewati semua prosedur aku tetap berserah diri kepada Allah SWT/ Tuhan YME karena aku berusaha sampai sejauh ini karena ikhtiarku dan doa ku kepada Nya. Alhamdulillah, pada tanggal 19 November 2018 aku dinyatakan positif hamil dan pada tanggal 3 desember 2018 aku mendengar detak jantung buah hatiku. Ya Allah, karunia apa yang aku ragukan dariMu, Engkau memberikan kebahagiaan kepada ku dan suamiku dengan buah hati yang sudah aku tunggu selama ini. Begitulah perjalanan kebahagiaanku, Shollaluh alaih wa alaih!







Komentar

  1. Semangat ka allah punya rencana buat kk, sedih bgt baca blok kk. Smpe gak bisa berkata-kata.
    Terus berjuang ka allah syg kk
    Next ditunggu ka cerita perjalanan hamilnya smpe proaes persalinan.
    Semoga allah selalu lindungin kk dan bayi kk amin ya allah 😘🙏

    BalasHapus
  2. Ya Allah sedih sekali bacanya. Akhirnya setelah doa&usaha yg panjang, selamat ya kak yuri♥️�� lancar sampai persalinan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Amin.
    Salam kenal☺����

    BalasHapus

Posting Komentar